tugas berita menlu as
Sekitar pk.18.30 WIB hari ini, Menteri
luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton tiba di bandara Halim
Perdana Kusuma, Jakarta. Kedatangannya ke Indonesia dalam rangka akan
meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan AS. Rencananya
malam ini, istri mantan Presiden AS Bill Clinton ini dijadwalkan bertemu
dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, dan baru
keesokan harinya akan bertemu dengan Presiden SBY (sumber : Metro TV).
Tentu menjadi pertanyaan dari banyak pihak, kaitan kedatangan pejabat
penting AS setelah Presiden Obama ini ke Indonesia, apalagi terkait
beberapa kasus yang sedang terjadi di Indonesia khususnya berkaitan
dengan keamanan dalam negeri Indonesia. Memang belum jelas agenda apa
yang nantinya akan dibicarakan untuk memperkuat hubungan kedua negara
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia ini. Akan tetapi, menarik untuk
kita simak, adakah kepentingan tertentu dibalik kedatangan Hillary ke
negara yang saat ini sedang disorot akibat terjadinya konflik bahkan
serangan keamanan kepada aparat kepolisian.
Ada hal yang lebih penting sebenarnya
yang seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah Indonesia
dengan kedatangan Hillary ke Indonesia ini. Paling tidak, Indonesia
seharusnya dapat memiliki posisi tawar / bargaining position yang
tinggi, khususnya dalam renegosiasi kontrak-kontrak perusahaan AS yang
investasi di Indonesia, tetapi tidak banyak membawa kesejahteraan bagi
masyarakat Indonesia, contohnya : PT Freeport di Papua. Hal ini tentu
saja diperlukan, karena konflik yang saat ini belum selesai khususnya
menyangkut masalah masyarakat Papua, tidak lepas dari adanya perusahaan
tambang asal Amerika yang sudah lebih dari 30 tahun “mengeruk” kekayaan
alam bumi Cendrawasih tersebut tanpa membuat masyarakat sekitarnya
menjadi maju. Jika bidang ekonomi menjadi agenda dalam pembicaraan
antara Marty Natalegawa dan Hillary Clinton, maka seyogyanya kasus
renegosiasi kontrak Freeport juga dapat dimasukkan sebagai salah satu
agenda. Diharapkan nantinya, sekembalinya Hillary ke negerinya, maka PT
Freeport dapat melakukan negosiasi ulang dengan pemerintah Indonesia,
paling tidak tentang sistem bagi hasil, yang hingga kini terbukti bahwa
kita sebagai pemilik tanah, pemilik barang tambang bukannya kebagian
hasilnya tetapi hanya kebagian “ampasnya” (dampaknya yaitu adanya
kerusakan lingkungan) serta masyarakat sekitar Papua yang hingga kini
masih belum menjadi “pemilik lahan / kekayaan alam” mereka sendiri.
referensi:
http://politik.kompasiana.com/2012/09/03/di-balik-kedatangan-menlu-as-hillary-clinton-ke-indonesia
0 komentar: